Lelaki muda itu sampai di ujung gang. Namun mataku tetap mengikutinya sampai menghilang diantara rumah tetangga. Baru setelah itu beringsut ke ruang tamu sekaligus ruang kerja. Kalau ini bisa disebut ruang kerja seorang penjahit baju pesta, di sini lah semua sejarah hidupku mengkristal. Kotak kain perca, patung untuk menyangkutkan gaun sebelum diambil langganan, tumpukan benang dan bau apek pelumas mesin jahit, teman setia menemani hari-hariku.
Mulai hari ini ruang kerjaku bertambah satu anggota. Mungkin ruang ini takan pernah sama lagi. Sejumput rasa dingin menjalar dari jantung sampai ke tulang belakang. Mestinya aku takan pernah sedih lagi, pikirku sambil menatap nanap lurus ke meja. Di sana, di tempat aku meletakan benang, jarum dan kancing, sekarang tergeletak guci abu berwarna kelabu. Ada ukiran naga kecil di luarnya. Benda itu lah yang diserahkan lelaki muda yang kupandangi tadi. Masih terbayang goresan senyum tipis bercampur kepedihan di ujung matanya yang sipit.
” Dalam surat wasiat Papa, beliau ingin dikremasi. Terserah pada kami menaburkan abunya dimana. Tapi sebagian kecil harus diserahkan kepada Tante. Ini sebagian dari abu itu.”
Aku hanya mematung, lidah kelu, telinga tuli, seolah separuh jiwaku tak lagi berada disana. Sudah kubaca perihal kematian si Papa seperti yang disebut anak muda ini di koran.
” Pengacara keluarga juga akan datang kesini, bertemu Tante untuk membicarakan pengalihan beberapa asset atas nama Tante ”
” Tuhan mengapa tidak engkau belah saja bumi sehingga aku dapat bersembunyi di sana. ” Pekikku. Tapi kalimat itu tak keluar, hanya membuat mulutku ternganga.
Hari semakin sore. Aku masih mematung di ujung meja. Mataku memandang ke guci abu tapi pikiranku entah melayang ke mana. Dari luar terdengar keciprat air dari selang, tetangga sedang menyiram pot-pot tanaman kesayangannya. Aroma lembab tanah yang masuk melalui celah pintu, lagi-lagi membawa mataku ke atas meja.
“Mestinya engkau tidak pernah mengejutkanku dengan cara ini!” Jeritku diam .
” Aku hanya memerlukan kamu! Secara materi aku tak pernah kekurangan. Tenagaku masih kuat menggenjot mesin jahit untuk menghidupi diri sendiri. Uang yang masuk ke rekening bankku tiap bulan, selama bertahun-tahun tak kusentuh, sampai akhirnya terpikir untuk membangun rumah persinggahan bagi anak-anak terlantar, klinik sederhana untuk kaum tak mampu serta sebuah perpustakaan. ”
Keheningan menyergap. Mestinya sudah tak sakit tapi mengapa mesih perih begini, pikirku.
” Lagi pula engkau tahu apa yang paling kuinginkan dan yang paling tak mungkin engaku beri yaitu dirimu.”
Ia kembali ingat saat anak muda itu duduk di sofa kain tua, di dekat pintu. Suasana benar-benar kaku. Untuk merasa iba atau apa, si anak muda berusaha memecah suasana.
” Atas nama papa, maafkan bila selama ini kami bertindak tak adil terhadap Tante. Kami tahu tante mencintai papa, juga papa terhadap Tante. Kami juga tahu ketika dia lebih memilih kami ketimbang Tante, ada penderitaan yang tak pernah terkikis dari jiwanya. Itulah yang membuat Mama sangat benci kepada Tante. ”
“Kau jujur sekali, Nak” pikirku dengan kering.
Sunyi. Ruang tamu serasa kosong.
” Maafkan Tante sudah membayangi dan mengeruhkan rumah tangga orang tuamu selama ini. ” Hanya itu yang mampu kuucapkan.
” Untuk saya tak apa. Saya tahu bahwa ini semua juga tidak mudah bagi Tante.” Katanya lembut. ” Tapi tidakkah terpikir oleh Tante kembali pada keluarga? Tante sendirian dan jika terjadi sesuatu bagaimana?”
Keluarga? Oh mereka sudah lama menghapus namaku sebagai anggota .
Lelaki dalam guci itu bernama Ahsung dan dipanggil Anton oleh teman-temannya. Kami dari Singkawang Kalimantan Barat. Nasib mempertautkan kami pada suatu senja di Pantai Teluk Mak Jantu. Dia sedang berbisnis dan aku dalam perjalanan bersama keluarga yang hendak beribadah ke wihara di Pulau Simping. Pulau kecil inilah kemudian jadi saksi sejarah gelora cinta terlarang kami. Seorang lelaki beristri dengan gadis cantik 18 tahun bukanlah jenis cinta yang patut diumumkan pada dunia.Itulah mengapa disebut terlarang.
Dan atas nama cinta aku sukses membangun penjara bagi diri sendiri. Kehilangan masa remaja dan diusir dari rumah orang tua. Akupun kehilangan sudut pandang tentang hubungan lelaki-perempuan yang dianggap patut oleh masyarakat.
Ketika Anton pindah ke Jakarta, dia memintaku mengikuti. Tapi tentu saja tidak dalam jarak terlalu dekat. Sejak itulah aku resmi mendapat sebutan istri simpanan dari tetangga. Tapi yang benar aku bukan istri simpanan, aku wanita simpanan. Lelaki beristri dan beranak lima itu tak pernah menikahiku secara resmi.
Sebentar lagi Anton naik ke peraduan terakhirnya. Kupeluk guci itu di dada. “Jadi ini sebagian kecil dari tubuhmu, yang tak pernah kumiliki utuh baik saat engkau hidup maupun setelah mati? ”
” Besok aku akan terbang ke Pontianak lalu naik taksi ke Singkawang. Engkau akan kutebar di sekeliling Pulau Simping. Biarkan air teluk Mak Jantu menjagamu sementara aku menyelesaikan beberapa urusan. Jangan kemana-mana, istri simpananmu akan menemani disana!”
“Tulisan ini diikutkan pada Giveaway Satu Tahun dari blog celoteh .:tt:. “.
Salam,
–Evi
65 comments
[…] Tunggu Aku di Teluk Mak Jantu dapat hadiah kumpulan cerita Suburban Love karya Catastrova Prima. Cek disini. Sudah tamat membacanya. Cuma butuh sehari. Habis yang ngarang jago banget merangkai kata, membentuk […]
Cerita nya ..Bagus..,,,,,,,,,,
unii…………… ceritanya bener2 baguuss… pantaslah kalo menang 🙂
keren kak ceritanya 🙂 selamat atas kemenangannya ya kakk 🙂
minta followbacknya boleh ? 🙂
[…] Uni Evi: Tunggu Aku di Teluk Mak Jantu […]
Uni, Tt datang lagi…
Kali ini ditemani air mata…
Cerita yang mengharukan..
Tak berani berkomentar banyak..tentang wanita simpanan, benar kata Uni, segala sesuatu terjadi karna suatu alasan.
kesan misterinya kuat banget ini Nte..
keren pokoknya..!
istri simpanan menemani ==”
Haru, muliia, romantis! 3 kata yg pantas buat cerita ini. Moga sukses, ya… 😉
WOW!!
Menulis fiksi bukan hal yang mudah. Tapi kok tulisannya Mbak Evi sudah menyerupai tulisan novelist macam Marga T ya…
Bagus banget, Mbak Evi…
Kalau nulis yg model flash fiction alias pendek beneran, bisa lah sedikit2 Mbak. Tapi kalau berpanjang-panjang, awak akan mati gaya …
Woo…berbakat menulis fiksi lho mbak Evi…
Bagaimana jika dilanjutkan dengan cerita yang lain?
Hehe makasih mb Ratna. Belum mantaff saja nih utk masuk kepenulisan fiksi
bunda, mana postingan terbarunya?
engga muncul lagi…
Uni Eviiiii….maafkan Tt lama menghilang dari dunia perblogan. Meninggalkan GA yg dibuat sendiri. Ampun Uni…
Ceritanya keren banget. Sedih ya… :'(
Tt catat sebagai peserta ya Uni…
Terimakasih…
Hehe..untunglah sekarang sdh balik Tt. Tks ya
Mbak Evi…blog yang satunya kok nggak bisa dibuka ya?
Selamat ikutan lomba mbak, sukses dengan ceritanya…kagum, karena saya malah nggak bisa nulis cerita seperti ini sama sekali 🙂
Gak tahu tuh mb bintang, msh berulah dia. Tks atas supportnya mbak 🙂
lo kok. . . aku perhaiin jurnal transformasi kok ada dua ya. . . dengan baju yang berbeda. . . benarkah begitu. . .??
Iya Mas emang ada dua. Dan dua2nya milik bu evi hehe..
wah ibu. . . . kirain salah aku. . . .. hehehehehe ibu, aku pengen curhat. . ..
Ini email saya indrawanto.evi(at)gmail(dot)com. Saya tunggu disana Mas 🙂
asyik cara menulisnya Mbak, sungguh aku suka…
beberapa diksi juga luar biasa, semoga sukses ya Mbak Evi
Terima kasih ya P Akhmad..sedang kesambet saya waktu nulis ini hehe…
Cinta tragis yang tidak pernah kesampaian menjadi selayaknya dalam ikatan yang benar.Kasihan ya, sangat pedih apabila cinta tidak menyatu secara sah. Terkadang cinta ini bisa menjadi manusia bertindak luar biasa tanpa kesedaran akalnya.
Keren dech mbak, saya terhanyut dengan olahan kata yang mudah difahami.
Semoga sukses ya mbak dalam kontesnya.
Salam ceria. 😀
Hehehe..Mbak Siti pintar! Cinta yang tak kesampaian ini yg jadi energi besar penyebab lahirnya karya sastra dan seni dalam sejarah ya Mbak. Banyak ragam mengapa ada cinta yang begitu pedih. Salah satunya tak menyatu dalam ikatan resmi seperti dalam cerpenku ini. Namun kepedihan cinta juga tak terletak disana. Kadang si pecinta berharap terlalu banyak terhadapnya sehingga melupakan bahwa orang yg jadi objek cinta adalah pribadi mandiri yang punya definisi sendiri tentang cinta…
Terima kasih atas supportnya Mbak 🙂
Tulisannya keren mbak …
Semoga sukses ngontesnya …
Terima kasih Mas Purnomo…Salam sukses juga dari tanah air 🙂
Sisi lain dari mbak evi yang luar biasa…saya suka
Jangan2 karena berkepribadian ganda Bli hehe..tks ya
bagus cerpennya. semoga berhasil ya evi. 🙂
Terima kasih Nova 🙂
Huwaaa….baru tau Uni lihai membuat fiksi, bagus bangeeettt… fotonya apalagi, magis bin mistis gitu ya hohoho
Yah baru bisa nulis singkat dan baru nyampe di blog saja Mb Orin. Tks ya
Cerita kehidupan yg bagus mbak. Cukup singkat namun bermakna dan membuat kesan mendalam… Sukses selau mbak evi
Terima kasih Mas Noer 🙂
Uni Evi, terhenyak membacanya sungguh bagus bukan main penceritaannya, seni ‘menerawang’ dari sudut pandang yang berbeda, membangun empati tuk tidak terburu menghakimi. Salut untuk Uni, salam
Hehe..makasih mb Prih. Itu kan realita yg banyak disekitar kita
Jadi tertarik untuk mengaduk2 apa yang saya punya, sesuatu yang “ngumpet” didiri saya…
Hari ini ada 2 cerita yang telah nge”bom” saya.
Yg satu disini, satunya ditempat Uda Vizon.
Dan biar sama, sayapun mengundang Mbak Evi untuk membaca Trilogi saya di
http://marsudiyanto.net/trilogi-dalam-trikolom.html
Sesekali Mengundang yg tidur dalam diri kita kadang bikin kagett ya Pak Mars 🙂
bila dituturkan dengan cara mba Evi di atas, membuat saya bisa bersimpati pada istri eh perempuan simpanan walaupun jelas2 tahu dia menyimpan cinta terlarang.
dilema 😀
very nice post mbak … saya jadi belajar juga, tidak hanya dari ceritanya, tapi dari cara menuliskannya pun 🙂 makasih ya
Hm, segala sesuatu punya alasan mengapa terjadi Mb Nique. Yang kita perlukan cuma mengubah setting atau sudut pandang. Perempuan2 yg tukang ngerebut suami orang, di mata masyarakat tak lebih dari begundal egoisn da tak bermoral. Namun kalau kita melihat alasan dari sudut pandang mereka, ternyata mereka tidak lah sebegundal cap yg diberikan. Hanya saja empati seperti ini cuma bagus di dunia fiksi. Dalam realita, sudut pandang banyak oranglah yang berlaku. Sebab sendi2 moral berdirinya emang dari situ.
Tks atas pujiannya Mb Nique 🙂
Kaget ketika baca tulisan yang berbeda dari biasanya.
Sempat mengira ini tulisan penulis tamu
Penampakan Gucinya kayak apa ya? 😀
Guci abu itu bentuknya yah seperti guci biasa Pak Mars..Terbuatdari keramik, biasanya polos dan di beri tutup diatasnya 🙂
Emang ini penulis tamu Pak Mars, bagian lain dari Evi yg biasanya ngumpet saja di dalam 🙂
wuih…. berpengalaman sangat uni evi ini membuat fiksi…
rancak banaaa… 😀
Ondeeehh angek ati ambo Uda..
Belum pengalaman, sedang belajar, ini sedang mempersiapkan diri kalau nanti gula aren sdh gak laku, saya jadi penulis fiksi saja hahaha..Mokasi Nyiak
wah mbak. . . . aku pengen banget bisa nulis seperti mbak evi. . . tapi kok susahnya bukan main. . .
Hehehe..Ini kuanggap sebagai sanjungan. Alhamdulillah kalau dianggap bagus. Namun ideku mungkin datang dari kesukaan membaca novel2 sastra. Dan aku penggemar berat Rumi lho. Coba deh baca sesekali puisinya..Kalimat-kalimatnya tidak biasa tapi indah sekali 🙂
terus terang aku belom tau rumi ntu apaan mbak. . . . kirimin puisi2nya dong mbak.. .. (maklum bukan kutu buku jadi ndak tau)
nih emailnya sususegar_28@yahoo.com
Mas, coba di googling saja dengan kata Rumi..Dirimu akan tahu siapa dia. Terus cari juga dengan kata kuncui puisi rumi atau rumi poems…Ok semoga sukses dengan pencariannya ya…:)
makasi mbak atas petunjuknya. . . maap baru mampir. . . signalnya lelet. . .
kunjungan malem ahhhh. . . da orangnya ndak ya. . .
me is singing:
cinta terlarang…
antara kita…tiada restu dari orangtua…
tragis nian bunda,…
Banyak cinta yg tragis di dunia ini Tina 🙂
Cinta yang pedih pada senja yang indah….
Ironi cinta sepanjang masa mb Lia, indah dlm kepedihan hehe.
Wow…keren cerpennya mbak Evi… laik dis wes pokoke… 🙂
Foto teluknya tak kalah keren mbak…semoga sukses di kontes ini mbak Evi..
Makasih Mb Mechta. Sedang belajar mengasah keterampilan menulis kreatif..Kalau sdh ketemu temanya, ternyata asyik juga 🙂
wah kayaknya istri simpanannya akan bunuh diri nih, ini lokasi yang disebut aku familiar banget, orang aku sering ke situ. Bangga deh tahu pulau simping yang diakui sebagai pulau terkecil di dunia dan ada di Indonesia, kalimantan barat 😀
sukses kontesnya bunda
Iya Mb Han, singkawang itu eksotis jg. Gak cuma amoi2nya saja yg cantik 🙂
Waduh mbak, kok ya tragis to 😀
Tapi itu memang jelas cinta terlarang 😀
Betul, dilarang keras Jeng Lis hehe..
menemani disana maksdunya apa bun? sukses ya dengan kontesnya mbak TT
Baris terakhir intreprestasi terbuka Mb Lid. Terserah pada yg baca hehe.. tks ya. Dirimu gak ikutan? Kayaknya aku bakalan ngikutin jejaknya Dhenok, banci kontes