Aku sering membaca istilah solitaire namun tidak begitu paham artinya. Pernah pula membaca ada permainan bernama solitaire, dan itu entah tentang apa. Memang ada perbedaan tipis antara tidak tahu dan tidak mau tahu di kiwari ini. Cuma tergantung pilihan. Mau tinggal dalam gua selamanya atau keluar menengok keindahan yang disorot matahari. Tatkala aku memilih untuk mengetahui “sedikit tentang solitaire” ternyata itu hanya kah jenis permainan kartu. Jenis permainan remi yang kurang dianjurkan oleh masyarakat di mana aku menghabiskan masa kecil. Maklum jika aku tak terpapar padanya sejak dini.
Sebagai penggemar Carpenters di masa remaja lagu Solitaire akrab di telinga. Lagu yang menghantar imajinasi pada seorang lelaki penuh penderitaan. Entah apa yang terjadi pada nasibnya, lelaki itu butuh pertolongan. Kesendirian dan kesepiannya telah menggetarkan tujuh lapis langit dan membangkitkan aura kepahlawanan yang feminim dari dalam diri. Ia sedang menantiku di suatu tempat. Mungkin ia sedang berdiri menghadap senja yang akan tenggelam di padang gurun bersalut deru debu. Atau mungin ia sedang menatap hampa ke arah padang savana berwarna emas, ditumbuhi bunga putih, merah muda, kuning dan merah darah. Siapapun ia, aku akan bertemu dengannya dan suatu hari kami akan menikah.
Lucunya sampai lama kemudian baru tahu bahwa Solitaire tak cuma permainan, Carpenters, tapi juga dilekatkan pada karakter penyendiri. Ia membawaku melintasi benua Africa, bersua dengan Harry, tokoh dalam cerpen Ernest Hemingway, The Snow of Kilimanjaro. Bayangan Harry yang menjelajah Africa sendirian itu tertumpah semua dalam lagu Solitaire seperti berikut :
Another day, a lonely day
So much to say that goes unspoken
And through the night, his sleepless nights
His eyes are closed, his heart is broken
Saya tidak bisa bernyanyi tapi bisa menyusupkan perasaan ke dalam irama dan nada agar bisa terbang ke angkasa, menyelinap diantara awan, bertemu Harry di ketinggian Kilimanjaro. Coba deh bersilancar, menunggangi ombak kata-katanya :
Who lost his love through his indifference
A heart that cared, that went unchecked
Until it died in his silence
And every road that takes him, takes him down
And by himself, it’s easy to pretend
He’ll never love again
Without her love it always ends the same
While life goes on around him everywhere
He’s playing solitaire
Just how it goes, goes without saying
There was a man, a lonely man
Who would command the hand he’s playing
And every road that takes him, takes him down
And by himself it’s easy to pretend
He’ll never…
Apakah menurutmu wahyu adalah sebuah kilatan di langit? Aku pikir sedikit banyak ada kemiripan. Sebagai penggemar hujan dan senja, sebuah wahyu membelah angkasa kesadaran bahwa kesukaanku pada Solitaire Carpentes, Harry, dan Kilimanjaro berikat dengan nasibku sendiri. Kegemaran yang pernah mematahkan hati ibuku karena lebih memilih “mojok” bersama Old Shatterhand dan Winnettou ketimbang bercengkerama dengannya. Ketika ia memaksa aku meminta pengakuan ia menyauangiku dengan membiarkan aku sendiri di dalam rumah kami yang selalu ramai.
Mungkin ini disebut anti sosial. Mungkin juga terlalu egois. Tak apa lah apapun sebutannya, dunia ini jauh lebih indah jika aku dibiarkan menjelajahi pikiranku sendiri, bergaul dalam kehidupan sosial dengan caraku sendiri. Tidak suka kehadiran seseorang berdiri di belakang saat memilih buku-buku yang hendak kubaca. Paling sebel disuruh menemani tamu yang tak jelas tujuannya selain bergossip. Gondok bila harus berbasa-basi minta bantuan padahal bisa dikerjakan sendiri.
Maka walau senang dikeliling orang-orang tercinta, ke pasar bagiku adalah perjalanan seorang diri. Apa lagi jika sudah merencanakan membeli sesuatu dan akan memasak sesuatu paling tidak suka diintervensi. Aku lebih suka membereskan rumah, menata perabot atau merapikan buku perpustakaan seorang diri. Meminta bantuan berarti harus berkompromi dengan selera orang lain, sesuatu yang agak diluar jangkauanku.
Tapi aku bukanlah seorang solitaire murni. Makhluk sosialku keluar dengan sendirinya jika harus pergi melayat atau menengok orang sakit. Perisitiwa duka seperti ini terlalu berat untuk ditanggung sendirian, jadi aku membutuh teman. Dan aku juga sedikit kontradiksi. Sekalipun lebih suka beli baju sendirian, pergi ke mall tanpa ditemani juga bukan pilihanku.
Tulisan ini diikutkan pada perhelatan GIVEAWAY : PRIBADI MANDIRI yang diselenggarakan oleh Imelda Coutrier dan Nicamperenique.
PS:
Kalau ada yang mau mendengar lagu Solitairenya Carpenter, mareee..
45 comments
kunjungan siang mbak…..
Terima kasih. Senang deh dikunjungi. Met sore Bro 🙂
Kadang saya juga pengin melakukan sendiri, kalau ke mall sendiri buat belanja masih ok lah, tp kalau makan ke mall sendiri atau nonton film di bioskop sendiri, merasa gak nyaman, kayak orang hilang hehehe 😀
Kalau makan diresto sendiri aku pernah Bunda Dita..Tapi kalau pergi ke bioskop sendiri emang belum pernah..Benar rasanya kayak orang terbuang hehehe..
aku sering menyendiri. . . . banyaknya masalah yang numpuk membuat aku terus berpikir dan tak mau terganggu. . . keramaian tak membuatku merasa lega. . .
Keramaian kadang emang bikin stress, bikin cramming otak Bro 🙂
Hampir sama mbak…saya lebih suka sendirian saat melihat kehidupan sosial, karena kalau banyak orang akan banyak perdebatan, tapi saya akan butuh teman ketika membayangkan ada kematian…sama dengan kalau kita anak tunggal pasti berat luar biasa mbak 🙁
Aku pikir, mengapa suka sendirian mengamati kehidupan sosial orang lain, rasanya seperti dirimu deh Bli..Enggan menerima pertanyaan, apa lagi perdebatan, atau komentar-komentar yg tak sejalan dengan yang kumau. Hehehe..egois ya Bli..Tapi sesekali boleh lah…
hehehe…., saya juga ga pernag main solitaire…
semoga sukses ngontesnya ya mbak
Awalnya dilarang ibu jg ya P Ahmad? Terima kasih Pak 🙂
wah solitaire, kemarin juga aku nemu tulisan tentang ini mbak evi. kartu remi permainan asyikku di waktu kecil. he he biasanya kami mainkan di bulan puasa. maklum anak anak nunggu waktu dhuhur terasa cepat kalau diisi bermain dengan teman yang tidak memakan tenaga. kalau yang kalah muka hitam karena dapat hadiah jelaga coretan dari lawan yang menang. tapi apa itu yang dimaksud mbak evi? karena kartu remi gak bisa dimainkan sendiri. entah kalau berupa game online.
Aneka stock permainan akan dikeluarkan selama bulan puasa untuk menunggu beduq ya Mb Min. Kalau disana main solitaire, di tempatku biasanya main kerambol 🙂
sukses untuk kontesnya mbak… eh sy suka bgt dg Carpenter, walau gak gitu tau banyak sm lagunya 🙂
Terima kasih Mas Syam..Salam persahabatan sesama penggemar Carpenters 🙂
Kalo aku ke pasar, pasti ditemenin suami mbak, aku butuh dia soalnya dia lebih jago nawar…hahaha
Waduh..Bermanfaat sangat papanya Raja yah hahahah..Keren deh..
Kalau ke pasarnya bareng teman yang juga mau belanja, dijamin waktu belanja jadi dua kali lipat, lebih lama. Hehe…
Habis kalau sama teman, lebih banyak lihatannya sih Mbak Akin. Yg gak menarik jadi menarik, yang gak perlu dibahas jadi di bahas dan yang gak perlu dibeli akan dibeli. Wehhh rebeeettt …
aku malah baru ttg solitaire dr postingannya Nique mbak
semoga sukses kontesnya ya 🙂
Syukurlah ternyata ada juga yg gak tahu solitaire hehehe..Thanks Mbak El
Xixixixi…
Nanti jika suatu ketika saya melihat Mbak Evi dipasar, maka saya tak akan mendekat, apalagi ngasih saran karena bisa2 apa yang sudah direncanakan jadi berantakan.
Juga kalau Mbak Evi lagi pilih buku untuk dibaca, saya tak akan ngintip dibelakangnya…
Saya akan mendekat dari depan atau samping saja 😀
berkat kecanggihan teknologi, komentar saya bisa muncul lagi meskipun tadi kehapus secara tak sengaja.
(berarti memori saya masih cukup handal karena bisa mengingat apa yg saya tulis)
Hahaha..Iya, kayaknya yang atas plek 100% dengan komen pertama yg kehapus itu Pak Mars..Berarti ingatannya bikin aku envy nih Pak, secara aku sekarang mulai mengidap pelupa berat.
Tapi kalau ketemu Pak Mars di pasar, kayaknya aku yg mendekat duluan deh…Jangan kuatir Pak..
malem bunda, gak apa2 bun gak tau game ini saya temani deh 🙂
Met pagi Jeng Lid. Jd aku punya teman senasib dong ya. Tks sdh menemani 🙂
Dulu aku penggemar pemainan Solitaire, tapi nggak ngeh bahwa nama Solitaire itu berkaitan dengan cara permainan yang dilakukan sendiri he he..
Aku juga penggemar Carpenters dan penyuka petualangan Old Shatterhandnya Karl May, Mbak..
Semoga sukses kontesnya ya Mbak Evi..
Semakin banyak kemiripan diantara kita ya Mbak Dani. Great! Tks atas dukungannya..Kalaupun gak menang, demen ikut rame-rame begini hehehe..
wah solitaire again. . .. . .
Iyaaahh..aku yg kesekian yah Mas hehehe..
waah…aku juga suka Old shutterhand mbak…winetou juga (halah, malah mbahas buku lama…hehe)
memang ada hal2 yg lebih nikmat sendiri namun ada pula kegiatan yg asyiknya rame2 ya mbak, hehe…
sukses di GAnya Nique n mbak Imelda…
Kayaknya banyak juga yang besar oleh Karl May ya Mbak Mechta. Tahun 80-an was so great bahan bacaannya..Karl May cuma salah satu nama..Tks atas doanya Mbak 🙂
Idem sama mba Niq, klo belanjanya banyak…susah juga klo sendirian…
Sukses kontesnya bu;)
Minta bantuan saja sama mbak Iqoh hehehe..Tks ya Mbak
Waaa … solitaire di mana-mana nih 🙂
Sukses ngontesnya, Uni 🙂
Hari ini malang-melintang di blog ya Reza. Tks ya atas doanya 🙂
Sesama penggemar Old Shatterhand Uni, sukses ngontesnya. Salam
Oh pernah masuk kedalam suku Apache dan bertemu Winnetou juga yah Mbak Prih. Hehehe..Jadi kangen pada dia..Sekarang Winnetou sdh tua kali yah, atau jabatan sebagai kepala suku sdh diganti oleh anaknya hehehe..
kits sama2 ada The Carpenters ya uni he.,he..
Asyik ya lagu-lagu mereka Mbak Mon 🙂
Adakala sendiri dalam melakukan sesuatu membuat lebih fokus dan langsung pada tujuan. Sendiri yang pada tempatnya ya Mbak Vi… 🙂
Ya Mbak Lia, sendiri is simple..Gak pakai argumen, gak pake tawar2an dan penjelasan…Malas saja kalau mau pergi misalnya perlu menjelaskan alasannya mengapa tertarik pergi ke suatu tempat..Mending kalau dimengerti..Ya sdh lebih enak pergi sendirian..
Kadang bisa sendiri, tapi tetap makhluk sosial hihi. 🙂
Sukses ya mbak kontesnya… 😀
Iya Una, makhluk separuh-separuh demi menjaga keseimbangan. Tks ya atas doanya 🙂
Kompi ini ga ada headsetnya, nanti sampai di rumah baru bisa dengarkan lagunya 🙂
Wah, mba Evi senang ke pasar sendirian ya? Belanjanya dikit apa banyak? Klo banyak kan berat tuh hehehe … aku klo dikit sih gpp ke pasar sendiri, tp klo banyak, ogah hehehe
Terima kasih atas partisipasinya ya mba Evi 🙂
Yah kalau belanja ke pasar biasanya sih aku gak pernah belanja banyak Mbak Nique, secukupnya saja..Lagian malas juga gotong2 kresek berat. Kalaupun belanja di pasar moderen, sayang duitnya kalau beli banyak2 hehehe..