Lampu merah jalan Gunung Sahari yang belok kanan membawa kita masuk ke jalan Mangga Duaย tak biasanya sepi sepertiย ini. Lukisan reklame di tiang jalan layang dan polisi yang khusuk berdiri mengatur lalu lintas seakan menyatu dalam meneduhkan tempat yang biasa padat berhimpit oleh aneka kendaraan. Aku suka melihat matahari yang muncrat dari muka, seakan menyapa dan menghangatkan lampu merah tanpa misuh2.
Dan iklan si Pulen juga gak terlalu jelek tampil disitu. Oh ya ada yang tahu biaya iklan seperti ini masuk ke kas siapa, pemda DKI atau Jasa Marga?
Salam selamat pagi,
— Evi
From WordPress Mobile
25 comments
Saya juga seneng lho mbak kalo ngeliat semburat matahari dari muka gitu, berasa ikut cerah rasanya hati ini ๐
Kalo soal pertanyaannya, saya jelas gak tau jawabannya, hehehe
Hehehe..Mbak Dani diatas sudah memberi sedikit jawaban Jeng Allisa. Jadi gak dijawab juga gak apa-apa …
Semburat matahari pagi itu rasanya seperti semprotan parfum samar-samar, tidak terlihat tapi membawa kita pada sebuah nuansa rasa….jiaaahhh…:)
Itu Iklan apa mbak….pajaknya masuk ke pemkot kayaknya yach
Iklan beras Mas Budi..Pajak iklan masuk ke dinas pendapatan daerah pastinya ๐
pulen itu kalau gak salah nama beras ya mbak?
Betul sekali Mas ๐
Wah saya jarang lewat Gunung Sahari..
dari judulnya saya kira pak polisi jualan nasi pulen, hehehe
Wkwkwk..Gene neh kalau nge-blog lewat ponsel, malas mengeksplorasi tulisan yang mencerahkan dan membuat orang bertanya-tanya..Kemarin sebetulnya saya gak mau bercerita sesederhana itu Mas Gie, namun karena nulis di mobil dan keyboard androidnya juga loncat2 mulu, yah ala kadarnya saja deh menerangkan foto..:)
Kalau iklan di tiang jalan tol seperti ini,setahuku sih melibatkan 2 hal Mbak Evi:
1. Jasa pemasangan iklannya masuk ke pengelola jalan tol terkait (i. e Jasa Marga, Citra Marga Nusa Pala) atau agency yang ditunjuk oleh Jasa Marga/CMNP). Kalau kita pengen masang iklan di situ, kita bisa hubungi Jasa Marga. Ntar Jasa Marga yang akan menginformasikan agency yang ditunjuknya – kalau nggak salah nama agency-nya Rainbow.
2. Pajak iklannya tetap masuk Pemda DKI ( ini sih berlaku untuk semua iklan di wilayah DKI di mana pun tempatnya). Untuk pembayaran pajak ini, ntar pihak Jasa Marga/ agency yang ditunjuk yang akan meneruskannya ke pihak Pemda DKI.
Sementara itu yang aku ketahui – ntar aku check lagi ke temanku . Kalau ada yang beda/update dari pengetahuan terakhir ini – aku update lagi deh ke Mbak Evi ya..
Wah terima kasih sangat atas informasinya Mb Dani…Pengetahuan umum yang sangat bermanfaat untukku. Walau gak akan sanggup menghiasi tiang-tiang itu dengan Arenga, setidaknya sekarang punya sedikit gambaran mengenai iklan di sepanjang kaki jalan layang ini..:)
Sama-sama Mbak. Semoga Arenga semakin sukses dan berjaya..
Amin. Terima kasih Mb Dani ๐
itu iklannya pasang sendiri atau ijin dulu bun? ada-ada iklan beras disitu ya ๐
Pasti harus ada ijin dam mbayar laj Mb Lidya. Untuk brand awareness, iklan beras di tepi jalan sprt ini efektif. Pan gak ada rakyat Indonesia yg gak makan beras ๐
nggak tahu aku mbak jawabannya
oo .. si pulen itu iklan beras ya mbak ….
memang boleh ya mbak pasang iklan di tembok jembatan ?
Kayaknya boleh deh Mb Ely. Sepanjang kolong jalan layang itu semua ditorehi oleh si pulen ๐
Saleum.
emang ada hubungannya ya ama pak pol ๐
salam kenal ya
saleum dmilano
Gak ada sih P Milano, kecuali pd menit dan detik yg sama mereka terkumpul utk membentuk realita tempat ituh. Salam kenal ya. Syalom ๐
Si pulen itu apa?
(Aduh, susah sekali ngomongnya kalau sama orang yang jarang ke ibukota)
Hehehe Gak begitu kok Mas Falz, note ini terlalu pendek dan terlalu ringkas, seolah semua blogger adalah warga ibu kota. Maaf yah..Jalan Gunung Sahari itu dan kawasan Mangga Dua terletak di sebelah utara Kota Jakarta. Sedang Si Pulen adalah merek beras yg penjualannya hampir ada di seluruh supermarket Jakarta dan sekitarnya ๐
Oohh… merk beras ya… ๐
saya kiranya itu semacam apa ya namanya itu yang mendukung pak polisi (kirain berhubungan hehehehe)
Berhubungan lah Mas, kan polisi pasti makan nasi yang terbuat dari beras #maksa ๐
ohohoho… iya ya…
masuk ke dinas pendapatan daerah atau jasa marga ya? apa bedanya dengan iklan baliho, kan sama sama pemakai jalan yang disasar melihat iklan itu ๐
Dan walaupun belum ada yang menjawab, pertanyaan bisa kita teruskan Mas Jarwadi: Lewat pintu mana kita harus minta ijin kalau bermaksud membuat iklan serupa di kolong2 jembatan layang lain?