Pasar Flamboyan Pontianak – Hari terakhir di Pontianak saya dan Mbak Bibong sepakat mengunjungi Pasar Flamboyan. Letaknya di Jalan Gajah Mada tak jauh dari hotel kami menginap. Maka dengan diboncengi motor oleh teman dari Yayasan Dian Tama yaitu Mbak Erni dan seorang temannya lagi, selesai sarapan kami pun meluncur menuju pasar . Di sini juga ketemu jeruk sambal pontianak. Jeruk yang sering saya gunakan di rumah
Seperti layaknya pasar tradisional manapun di Indonesia, kondisi pasar Flamboyan juga memprihatinkan. Becek, semberawut dan bau. Tapi karena pagi itu temanya jalan-jalan, kalau bisa wisata belanja, suasana tersebut tak mengurangi semangat saya. Asik banget memandangi aneka warna barang sambil jepret-jepret dengan Ixus 115 HS tercinta. Melihat dari dekat bahan makanan yang dijual disana, minimal saya dapat gambaran masakan apa saja yang akan tersaji di meja makan orang Pontianak. Ini beberapa fotonya.
- Baca juga kuliner Pontianak: Persaingan Sengit : Mie Tiau Apollo dan Polo
Terung Asam Untuk Sambal
Tampaknya emang kurang pikinik. Kalau tak masuk ke Pasar Flamboyan Pontianak ini mungkin belum tahu ada terung mirip buah apel. Itu ternyata adalah sejenis buah buah sayur yang disebut Terung Asam. Padahal ini termasuk bahan masakan biasa di dapur orang Melayu. Tentu saja suku dayak juga menggunakannya. Malah orang Sarawak langsung menyebutnya sebagai Terung Asam Dayak.
Sesuai namanya, buah bulat licin dengan kulit warna kuning cerah saat masak dan hijau kalau mentah, rasa memang sangat masam. Rasanya yang masam ini cocok dijadikan campuran sambal yang menghasilkan paduan rasa pedas dan asam. Silahkan cari di intetnet, banyak sekali informasi tentang resep sambal terung asam.
- Baca juga: Rujak Ikan Pakang
Terung Putih di Pasar Flamboyan Pontianak
Terung bule alias terung putih ini mungkin sudah terkenal. Menurut seorang kawan sudah banyak dijual di supermarket Jakarta. Tapi sumpe, dalam bentuk segarnya saya baru lihat pertama kali wujudnya di Pasar Flamboyan ini. Biasanya kalau masak hanya terung ungu. Saya sampai tanya sama si ibu yang menjual bagaimana cara masaknya. Menurut beliau tergantung selera sih. Mau dibuat sambal atau terung balado seperti terung ungu juga enak. Atau dirisi tipis-tipis lalu digoreng tepung. Alih-alih memasukan terung lain ke sayur lodeh ganti saja dengan terung putih agar lebih bervariasi.
Maka saya langsung minta sekilo. Butuh perjuangan juga mengemasnya agar selamat sampai di Jakarta.
Sampai di rumah saya memasak terung putih ini dengan ditumis. Kebetulan hari itu juga beli ikan pais asap. Bumbunya gilingan cabe merah diberi sepotong terung asam. Tambahkan bawang merah-putih, lengkuas, daun salam, dan terasi. Rasa terungnya sih sama saja dengan terong ungu biasa. Hanya sedikit lebih crunchy. Karena saya yang masak, bumbunya sesuai takaran lidah. Jadi enak dong 🙂
Sayur Pakis Yang Segar
Pasar Flamboyan Pontianak benaran membuat saya senang pagi itu. Cuci mata di bagian sayuran segar menerbitkan kegembiraan ala kanak-kanak. Pasalnya saya menemukan sayur pakis dan tak bisa menghentikan kenangan untuk kembali ke masa kecil. Iya duluuuu banget saya sering memetik pakis liar di tepi sungai. Dimasak oleh nenek untuk makan malam kami. Ceritanya baca di sini : Sungai Batang Agam Nagari Magek
Sedikit berbeda dengan daun pakis yang saya temui di Pasar Tangerang. Atau pada katupek gula paku (ketupat gulai pakis) dan pangeknya orang Minang. Di kampung saya pakisnya gemuk-gemuk dengan lingkaran2 tebal di pucuk. Pakis di pasar flamboyan bentuknya lebih ramping. Kalau ditumis rasanya krenyes-krenyes. Di Kalimantan Timur ada Lawar Pakis sedang di Pontianak saya temukan dalam bubur bedas. Iya pakis ini sering saya temukan dalam Bubur pedas, masakan khas suku Melayu Sambas di Kalimantan Barat. Makanan itu lazim juga disebut dengan Bubbor Paddas.
Jeruk Sambal Atau Jeruk Sambas
Kurang tahu nama latinnya. Di Pasar Flamboyan hanya disebut sebagai jeruk sambal pontianak. Buahnya kecil seperti jeruk kalamansi dan jeruk limo. Rasa asamnya juga gak kalah dari dua sepupunya tersebut. Jeruk sambal juga terlihat di samping ikan teri kering untuk menemani bubur pedas. Selain digunakan sebagai bumbu dapur, jeruk sambel ternyata enak juga kalau diperas untuk dijadikan minuman segar.
Sayur Rebung – Buung
Sayur eksotis ini berbeda dari rebung yang sudah saya kenal. Rebung yang biasa saya masak biasanya lebih besar. Kalau yang ini sepertinya berasal dari jenis bambu yang berbeda. Wujudnya kecil-kecil dan dijual perikat. Di jual tak jauh dari penjual jeruk sambal Pontianak.
Orak Dayak Kayaan Mendalam menyebutnya “Buung, makanan khas mereka yang diambil dari hutan-hutan di sekitar tempat tinggal. Dayak Bidayuh Kodatn menyebut rebung ini sebagai “sogah”. Saya tidak membelinya karena basah dan susah dikemas untuk dibawa jauh.
Umbut Kelapa – Rebung Kelapa
Ini yang paling eksotis selama jalan-jalan di Pasar Flamboyan. Umbut kelapa! Ini juga baru untuk saya. Seumur-umur belum pernah mencoba seperti apa rasanya. Tadinya pengen beli, tapi bingung gimana harus membawa. Lagi pula juga gak punya ide bagaimana cara memasaknya nanti.
Jadinya yah cukup di foto saja. Kebetulan yang jual juga gak keberatan barangnya cuma dilihat, dikagumi dan kemudia di foto. Paling-paling mereka pikir ada juga orang kota yang norak. Eh ternyata di internet ada resepnya lho. Ohya sayur umbut kelapa ini merupakan ciri khas masakan Dayak Ngaju yang ditampilkan saat upacara perkawinan.
Tapi kemudian terpikir sebaiknya sayur umbut kelapa muda ini tak usah dikembangkan. Berapa tahun harus menunggu sampai ia bisa dipanen seperti ini? Hanya sekali tebang selanjutnya mati. Lebih baik ditunggu sampai berbuah saja, bisa dipanen berkali-kali. Berbeda kasusnya jika kelapa memang sudah tak bisa menghasilkan buah. Lebih baik dijadikan lodeh kan?
Telur Ikan Asin Biawan Pasar Flamboyan Pontianak
Kita biasanya mengenal ikan asin dikeringkan. Nah telur ikan biawan di Pasar Flamboyan Pontianak tidak dikeringkan. Saya tak punya informasi bagaimana cara memasak. Apakah sama dengan telur ikan mentah biasa yang bisa di gulai, di pepes atau bahkan di goreng?
8 comments
Hello Bang, thank u atas ulasanya. Saya org pontianak tp sudah 6 thn merantau di Jakarta. Memang menu makanan Kalimantan enyak enyak.. Itu yg selalu buat sy kangen kampung halaman. Kalau Telor Ikan Biawan setau saya memang asli dr sana, susah cr ditempat lain. Pakisnya juga hanya daerah tertentu sj di Indonesia bisa ditemukan. Menu masaknya pake udang ebi aduhai bikin ngeces. Ada menu khas Pontianak, Pacri Nenas. Nah itu juga arasanya eksotis 😉 cobain deh…
Oh telur ikan itu dari ikan bernama Biawan? Terima kasih atas tambahan infonya sobat. Pakisnya emang enak banget, crunchy di lidah. Nah pacri nenas itu yg aku belum tahu. Btw, panggil aku Mbak sobat, bukan Bang. Thanks ya sudah berkunjung 🙂
Eksplorasi dan ulasan yang menarik. Kalau sudah masuk pasar dan motret kadang sampai lupa waktu keasikan melihat keanekaragaman bahan makanan yang dijual.
Penasaran dengan telur ikannya. Kalau ada kesempatan, akan saya coba cari di pasar tradisional Lampung.
Terima kasih Mas Yopie. Di Lampung pasti banyak. Secara Lampung dekat banget lho ke laut. Kalau disana, saya suka di ajak ke Lempasing, nyari ikan yg baru turun dari kapal. Seru banget deh..
hai..hai…
Aku juga penggemar makanan eksotis kayak umbut kelapa…..
ditempat mamaku di Muara Dua ,Sumatera Selatan, gulai umbut dah jarang banget, kalaupin ada biasanya di resepsi pejabat daerah……
Harganya mahal sih, soalnya hrs menebang pohon kelapa besar buat 2 kg umbut…..
dentistvschef.wordpress.com/2011/09/23/resep-gulai-umbut-kelapa-ala-dentist-chef/
Sepertinya umbut kelapa emang sayur mahal. Yang makan berhutang juga pada lingkungan kayaknya. Thanks ya Mas Dedy atas tambahan resepnya..Pengen coba masak, tapi di Serpong entah dimana harus mencarinya 🙂
Umbut kelapa ini, sepertinya sayur agak mahal deh Mas Eko. Bukan diharga, tapi dari proses penanaman tp pada keberlangsungan kelapanya sendiri. Begitu ditebas untuk diambil sayur hilang satu pohon yg berpotensi menghasilkan banyak buah. Mirip juga sih dengan mengkonsumsi telur ikan..Kita makannya cuma sedikit, tapi berapa ratus ikan yg gak jadi lahir. Oh ya Pontianak emang jauh dari laut, tapi Sungai Kapuas berlimpah ikan lho. Salam kenal kembali ya Mas 🙂
Eh, ada umbut kelapa sama telur ikan? Emang Ponti deket pantai ya kok ada telur ikan? kalau yang lainnya saya sudah lumayan familiar, terutama pakis yang merupakan salah satu sayur favorit. Hehehe…
Salam kenal.