Lonceng berdenting disentuh para pejalan kaki, suatu rutinitas ringan menyapa Tuhan,
Aroma kenikir berhamburan terbang kepada jiwa-jiwa sang pemuja Wisnu dan Siwa.
Pedagang takzim mengais rejeki dari kekayaan batin leluhur: lukisan, ukiran, patung, cashmere, dan pashmina, memaksa mata berpesta pora.
Hanya keterbatasan dompet yang membuat seorang turis jadi bijaksana, masih ada hari esok, pikirnya.
Dari pintu berukir, di atasnya Parwati, permaisuri Siwa menari mengembang seribu tangan, membelai lembut batin yang membutuhkan. Peluit berbunyi,
Kapal waktu membawa turis itu meluncur lurus ke masa lalu.
Hinggap pada Gerbang Singa, Gerbang Emas, Gerbang Merak, istana dengan 55 pintu dan Gerbang Seribu. Terkesima hanya bahasa sederhananya untuk sebuah pertunjukan kemegahan peradaban masa lalu yang telanjang…
Serpong yang sedang hujan, 16 November 2017
Untuk Mbak Tanti dan Mbak Jachinta
14 comments
ayayayaaa, mba Evi nulis puisi jugaak! Aku sampai sekarang belum memberanikan diri untuk mempostingnya. :))
Sedang belajar mengungkap perasaan yang paling dalam, Mbak Ratna. Sepertinya puisi dapat mewakili :-):-)
Dari foto pintunya aja udah langsung kebayang gimana megahnya.
Iyaa..Sayang sudah tua..Dan pemerintahan Nepal yang dari Monarki menjadi Republik mungkin jadi salah satu sebab tempat ini sekarang terlihat begitu kuno 🙂
dapet quote baru… “Hanya keterbatasan dompet yang membuat seorang turis jadi bijaksana” hihihi
Iyaaa..Keterbatasan, untuk segala hal, membuat otak kanan kita mencari-cari alasan agar tetap terlihat keren 🙂
Hmmm..ungkapan bersyukur?
Ala kadarnya 🙂
Ditunggu tulisan perjalanannya, mbak. Kangen sama tulisan perjalanan mbak sendiri (bukan famtrip) 😀
Tunggu sebentar lagi di Jurnal aku, Mas Nugie..Insya Allah 🙂
Aih… Awalnya kupikir kok ini pendek sekali ya tombol skrol up downnya pendek… Ternyata emang puisi…. Btw aku juga suka puisi… Suka baca puisi juga kadang2 kalo ada event…
Hahaha..Iyaa.. Membuang jenuh dari blog yang satu lagi
Detail arsitekturnya cantik banget ya, Bun 🙂
Jadi ingat ukiran di pintu-pintu jawa..
Bangeet, Dee.. Kreativitas dan usaha yang mereka kerahkan untuk mempercantik tempat seperti ini selalu menimbulkan decak kagum 🙂