Borobudur-Angkor Wat Merentang Koneksi Purba – Sebuah Pemikiran
Sebetulnya isu integrasi ekonomi, politik dan keamanan di kawasan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) bukan hal baru. Sebab jauh sebelum pembentukan negara-negara ASEAN, para pelintas kuno sudah saling terhubung lewat kerinduan mereka dalam menemukan tempat-tempat baru. Bahkan beberapa abad sebelum masehi, gen penjelajah dari manusia Austronesia terlalu menggelisahkan jika harus tetap tinggal di gua-gua. Maka mereka berkeliaran di daratan Asia Tenggara yang belum tergenang. Benua relatif masih terhubung lewat perjalanan darat. Pengelanaan ini jadi pangkal jejak genetis kita sebagai ras Melayu dan Mongoloid, penduduk Benua Asia sekarang.
Borobudur Berselimut Kabut Pagi
Tak lama kemudian teknologi masuk. Beberapa daratan asia sudah terputus oleh genangan air laut. Lalu ditemukan roda dan perahu. Wajah peradaban umat manusia menemukan bentuk baru. Alat transportasi membuat kita lebih mobile dan wilayah jelajahan semakin luas.
Dari Nusantao (Nusantara) di sebelah Timur, orang Asia kuno itu menyisir Samudera India, masuk ke Laut Andaman terus ke Teluk Benggala. Demi pemenuhan misi meneruskan ke tanah Thailand dan Burma (Myanmar). Dari Arah Barat mereka menyeberangi laut China Selatan, sampai di Khmer (Kamboja), Vietnam dan Philipina. Perjalanan historikal tersebut membuat kawasan Asia Tenggara kembali terkoneksi. Penjelajahan membuat kawasan ini berdenyut, perlahan tumbuh dalam kebersamaan nasib. Kemudian lahir lah relasi pada 3 hal : Sosial-Budaya, Politik dan Ekonomi.
Sudut Borobudur yang Anggun
Satu Identitas Lewat Borobudur – Angkor Wat
Kehadiran Borobudur di Jawa dan Angkor Wat di Kamboja mengundang tanya lewat persamaan relief yang terdapat pada dinding kedua candi. Padahal jarak mereka ribuan kilo meter dan waktu pembuatan pun berbeda ratusan tahun. Tapi mengapa keduanya memiliki ciri yang sama? Apakah fakta ini bisa digunakan rujukan dalam menelusuri jejak bahwa kita satu nenek moyang dengan Kamboja?
Dari argumen di atas ada kemungkinan bahwa kita tak hanya satu rumpun dengan Kamboja tapi juga satu akar dengan seluruh masyarakat penghuni kawasan Asia Tenggara. Jadi tentu saja ada persamaan dari berbagai kebisaan selama mereka melakukan kontak sosial.
Tapi sepanjang membicarakan candi, kita bisa mengerucut pada persamaan kepercayaan atau agama.
Sebetulnya Angkor Wat itu secara fisik lebih mirip candi Prambanan ketimbang Borobudur. Bangunannya sama-sama melancip keatas menyerupai gunung yang mewakili perjalanan rohani penganut Budha dalam mendekati moksa. Sementara Borobudur mirip bunga teratai yang terapung di telaga, sekalipun stupanya yang tertinggi juga simbolisasi dari moksa. Di samping itu relief-relief pada Prambanan-Angkor Wat sama-sama memahat cerita kepahlawanan Ramayana dan Mahabrata. Bahwa persamaan diantara Borobudur-Angkor Wat tentunya berpijak pada inti kepercayaan agama Buda, perjalanan rohani Sidharta dari dunia sampai jadi Buda.
Ohya satu lagi persamaan antara Borobudur-Angkor Wat. Menurut ahli candi yang dibangun semasa dinasti Syailendra itu dulunya terletak di tengah telaga. Begitu pun yang terjadi dengan Angkor Wat.
Patung dalam Stupa yang sering jadi korban pegang-lari
Begitu lah sepanjang agamanya sama tempat ibadah atau kuil akan merekam jejak dari inti kepercayaan yang sama. Borobudur-Angkor Wat sama seperti Masjid, sekalipun terdapat sedikit perbedaan dari sisi budaya, Masjid Arab dan Indonesia sama-sama mempunyai kubah. Atau setidaknya begitu lah analoginya.
Kesimpulan
Apapun yang pernah mempersatukan para moyang orang Asia Tenggara, mereka telah mewarisi kita dengan situs-situs agung seperti Borobudur-Angkor Wat itu. Sesuatu yang patut disyukuri.
Alhamdulillah kemudian pemerintah negara-negara modern merentang koneksi purba tadi jadi ikatan legal melalui Piagam ASEAN pada 15 Desember 2008. Tiba-tiba ASEAN bukan hanya terhubung secara sejarah dan psikologis tapi sekarang punya entitas hukum. Sepanjang bekerja untuk mewujudkan perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan bersama dalam kawasan semua akan dilindungi hukum.
Tapi ASEAN tak bermaksud cuma jadi jago kandang. Mereka juga berusaha meningkatkan kerja sama dengan para mitra mengenai berbagai isu global.
Persamaan Prambanan – Angkor Wat
Prambanan
Akhir kata, coba bandingkan Angkor Wat dan Prambanan. Sepertinya mereka dirancang oleh pemikiran yang sama ya teman-teman?
Viva ASEAN!
@eviindrawanto
18 comments
entah mengapa beberapa minggu terakhir ini aku juga sedang banyak mencari tahu dan membaca soal kesamaan-kesamaan arsitektur berbagai tempat di dunia dan curious bagaimana hal itu bisa terjadi di saat pemahaman kita bahwa jaman itu orang belum se-mobile sekarang… eh kok malah Mbak Evi menuliskan hal yang sama ya di sini… he he..
Tak hanya bangunan yang banyak sama dan mirip Mbak Dani..Tapi juga cerita-cerita rakyat..Entah bagaimana mereka berhubungan di masa lalu 🙂
Mbak aku pengen bisa nulis gini…
Kalimatnya efektif…
Gak kayak tulisanku, gak efektif blas, jadinya kakehan isinya dikit -_-
Aiiih..Una..Aku malah kagum pada dirimu. Usiamu sepantaran anak pertamaku..Tapi kalau nulis..jempol..:)
Mbak bidikanmu keren banget ! # fokusnya selalu ke hasil jepretan Mbak Evi 🙂
Hehehe makasih, mbak Lies
Wah.. Prambanan dan Angkor Wat beneran mirip ya…
Mengejutkan ya, Mbak Akin 🙂
wiih kereen banget foto-foto koleksi pribadinya mba selain info artikel yang dikupas. Goodluck ya 🙂
Terimakasih, Mbak Putri 😉
baru tau mba, lebih mirip prambanan daripada borobudur 😀
sukses GAnya mba..postingannya bermanfaat banget
Terimakasih kembali Mbak, Eda 🙂
iya benerrr… aku juga sepakat bahwa angkor wat lebih mirip prambanan ketimbang borobudur
Iya, jangan2 memang dirancang dengan sengaja untuk sama, Mbak Anita 🙂
eh iya ya, baru ngeh mirip ya Prambanan sama Angkor Wat…:D
dan ulasannya bagus…menambah wawasan mbak…:)
Iya Mbak mirip banget. Terimakasih kembali 🙂
Kalau diihat dari sejarah dan tempat pribadahan ke dua situs candi Prambana dan Angkor Wat banyak memiliki kesamaan. Dan dipergunnakan dengan umat yang sama. Ciri khas untuk Hindu Kuno masih terlihat dari segi arsitekturnya. Namun, kalau dilihat dari candi Borobudur, mungkin agak sedikit berbeda untuk reliefnya, namun secara sepintas bangunan situs ini sama bentuk relifnya.. Dan dari ketiga situs bangunan candi tersebut memiliki kesamaan daya tahan struktur pondasi candi yang berusia barabad-abad. He,,, he,,, he,,,,
Sukses lombanya ya Mba.
Salam wisata
Begitulah kiranya Pak Indra. Terimakasih atas tambahan ulasannya. Salam wisata dan tiada hari libur tanpa jjs 🙂